Minggu, 20 November 2011

Bimbingan belajar

Apa yang ada di pikiran anda mendengar kata bimbingan belajar? Mungkin langsung terlintas Bimbel A, B, C,  sampai Z, hehehe. Makin menjamurnya jasa bimbingan belajar tentu dikarenakan banyaknya kebutuhan bimbingan belajar dari masyarakat. Tak ayal, berbagai "Bimbel" bermunculan. Mulai dari yang melayani bimbingan belajar secara privat, kelompok kecil, kelompok besar, hingga kelas berisi 20 hingga 30 siswa.Para pengajarnya pun beragam, mulai dari yang masih berstatus mahasiswa,  sarjana yang baru lulus dari bangku perkuliahan, atau sarjana sarjana yang memang memilih menjadi pengajar di bimbel ketimbang mengharapkan jadi PNS.
Setiap orangtua/ siswa pasti memiliki bimbel favorit dengan alasan mereka masing masing. Ada yang merasa nyaman dengan bimbel privat, dimana tentor biasa datang langsung ke rumah siswa, atau bimbel kelas besar dimana siswa datang ke pusat pengajaran dan belajar bersama teman teman sebimbelnya.
Beberapa pertimbangan dari para orangtua bisa jadi:
1. mudah [tidak perlu mengantar ke pusat pengajaran] vs  sosialisasi dengan teman sebaya
2. waktu yang fleksibel vs jadwal yang teratur
3. Keleluasaan dalam bertanya vs tempat ke2 setelah sekolah
dan banyak pertimbangan lainnya.
Bagaimana dengan pertimbangan tentang "Bimbingan" itu sendiri? Apa yang dimaksud dengan bimbingan? 

Bimbingan, dari kata dasar bimbing. mem bimbing, di bimbing, kita sering mendengarnya bukan? apakah menggandeng seorang nenek di jalan untuk menyeberang dikatakan membimbing? apakah mengantarkan seseorang yang bertanya dimana letak toilet stasiun dapat dikatakan dengan membimbing? Bukan.

Jadi apa yang dimaksud bimbingan? kita ambil contoh kecil, anda mengajarkan putri anda cara membuat mie rebus. Anda menginstruksikan kepadanya untuk menuangkan air ke dalam panci dan merebusnya hingga mendidih. Setelahnya memasukkan mie, kemudian memasaknya. Inilah yang disebut dengan membimbing, sebuah bimbingan yang diberikan kepada seseorang yang dibimbing.

Lantas bagaimana dengan bimbingan belajar? Tentulah bimbingan seperti yang diuraikan di atas, tapi dalam hal belajar. Apabila kita menyadari bahwa hakikat dari proses belajar adalah menemukan dan mengalami sendiri, tentulah bimbingan bukan hal yang asing.

Sayangnya tuntutan yang ada seolah menjauhkan hakikat belajar dengan bimbingan. Padahal keduanya jelas tak bisa dipisahkan dan berkaitan erat secara teoritis. Orang bisa belajar, dengan bimbingan. Seseorang lebih mudah dalam belajar hal tertentu apabila ada yang membimbingnya; Kegiatan membimbing, pastilah terdapat kegiatan belajar di dalamnya. Sayangnya, sistem, subyek, media, regulasi, seakan menjadikannya serba berjarak.

Tak perlu ditutupi, materi pembelajaran yang begitu banyak, tak sebanding dengan alokasi waktu untuk proses pembelajaran yang berlangsung. Maka banyak sekali ditemui, guru atau pendidik yang hanya mentransfer ilmu untuk mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan. Tidak sepenuhnya hal ini kesalahan guru, regulasi, sistem yang ada telah mendukung terciptanya jarak anatara bimbingan dan belajar sendiri. Karenanya, jangan salahkan siswa ketika ia tidak mengetahui apa yang diajarkan di sekolah, tidak memahami yang disampaikan guru, atau bahkan tidak tertarik dengan mata pelajaran tertentu.

Transfer ilmu, apalagi dengan metode ceramah yang super duper membosankan tentulah bukan termasuk dalam bentuk bimbingan. Karena disini ilmu yang dimiliki guru hanya dikeluarkan, berusaha dimasukkan pada siswa. sebagai bentuk pembelaan, hal ini bisa dan boleh saja, toh siswa mendapat pengetahuan. Tapi cukupkah dengan memberi pengetahuan? apakah itu tujuan dari sebuah pembelajaran?

Keterampilan proses, mutlak menjadi tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran. Bahwa siswa butuh lebih dari sekedar pengetahuan saja, melainkan juga keterampilan, untuk mengembangkan pengetahuan itu lebih dalam, dan lebih luas lagi. 

Karenanya, bijaklah dalam memilih jasa bimbingan belajar, karena tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran tidak hanya nilai, atau jaminan lulus Ujian Nasional, tetapi juga kemampuan proses, yang bermanfaat bagi anak ke depannya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar