Jumat, 25 November 2011

sejarah:


PERKEMBANGAN SINGKAT KERAJAAN KERAJAAN KUNO DI INDONESIA
            Kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri di Muara Kaman, Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat pada abad V, membawa pengaruh yang cukup besar dan membawa corak pada kebudayaan, agama, dan kehipan social di Indonesia. Kerajaan Kutai Martadipura dengan raja pertamanya Aswawarman, berbeda dengan kerajaan Kutai Kartanagara (Kasultanan Kutai Kartanagara), yang beribukota di Tanjung Lante. Sedangkan Kerajaan Tarumanegara /Taruma dengan rajanya yang terkenal Purnawarman adalah kerajaan Hindhu beraliran wisnu yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Perihal kerajaan Tarumanegara tertuang jelas pada naskah Wangsakerta, disamping peninggalan lain seperti prasasti- prasasti (prasasti kebun kopi, tugu, cidanghiyang, ciaruteun, muara cianten, jambu, dan pasir awi).
            Setelahnya, di abad VII, muncullah Kerajaan Budha Sriwijaya yang terletak di Sumatera. Kerajaan ini memiliki tiga zona utama yang meliputi Palembang, Sungai Musi, dan Muara Saingan. Karena ketangguhan armada, kemakmuran, dan kemajuan nya baik di bidang kebudayaan maupun perdagangan, Kerajaan ini kemudian memegang peranan penting di kawasan Asia Tenggara. Ini dibuktikan di abad XII, wilayah imperiumnya tak hanya meliputi sumatera, melainkan juga drilanka, semenanjung melayu, jawa barat, sulawesi, Kalimantan, dan philipina. Puncak kejayaannya di bawah Raja Balaputra , kemudian mengalami kemunduran hingga posisinya sebagai kerajaan besar di Indonesia digantikan oleh kerajaan Hindu Majapahit di Jawa Timur, pada abad XIV.
            Kerajaan Majapahit saat ini banyak dijadikan rujukan sebagai contoh gemilang Indonesia di masa lalu. Semboyan Negara Indonesia pun berasal dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang merefleksikan perdamaian dan toleransi agama Hindu dan Budha pada masa itu. Kerajaan yang mengalami keemasan di bawah tampuk kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dengan patihnya Gajahmada ini, sayangnya harus runtuh pada permulaan abad XVI akibat permasalahan internal (Perang saudara ‘paregreg’ pada 1405-1406 ; Kisruh pergantian raja, pertengkaran pada 1450 ; dan pemberontakan besar oleh para bangsawan pada tahun 1468).
            Selain kerajaan- kerajaan diatas, muncul juga kerajaan- kerajaan kecil lainnya di kawasan Jawa Tengah diantaranya kerajaan Kalingga, Kerajaan Medang oleh dinasti Sanjaya, dan dinasti Syailendra (dengan mahakarya luar biasa yang dibangun dengan semangat keagamaan dan gotong royong, Candi Borobudur). Sedangkan di kawasan Jawa Timur, berkembang kerajaan Singasari, Kediri, Darmawangsa, Airlangga, dan Kerajaan Medang dibawah dinasti Isyana.

PERKEMBANGAN KERAJAAN –KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
            Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan rajanya Sultan Malik Al Saleh, digantikan posisinya oleh Aceh pada abad XIV, setelah ditaklukkan oleh Portugis. Sultan Iskandar Muda adalah sultan yang paling terkenal dalam sejarah Aceh.
            Sedangkan di jawa, lahir kerajaan kerajaan islam seperti Demak, yang awalnya berada di bawah kekuasaan Majapahit, lantas melepasan diri dan berhasil menjadi daerah strategis begi pelayaran laut jawa. Demak mencapai kejayaanya di bawah pemerintahan Trenggono, dan panglima Fatahillah, yang berhasil menguasai Banten dan Jayakarta. Fatahillah lantas menyerahkan Banten kepada Hassanudin, puteranya. Setelah Demak runtuh dan digantikan Pajang, kekuasaan kemudian beralih ke Matarm dan mencapai puncaknya dibawah kekuasaan Sultan Agung. Meski akhirnya mataram musti terbagi menjadi dua kawasan (susuhunan, surakarta dan kasultanan, yogyakarta).
            Di Maluku, terkenal empat kerajaan: Jailalo, Ternate, Bacan, dan Tidore  dengan sultan- sultannya yang terkenal, Raja Hairun dan Baabullah. Sementara di Goa tenar nama Sultan Hasanudin dengan sebutan “Ayam Jantan dari Timur”.  Para sultan dan raja ini, memiliki kesamaan pandangan, ideology, dan prinsip anti penjajahan, baik penjajahan Spanyol, Portugis, maupun Belanda.  Berbagai perlawanan dan pemberontakan dilakukan untuk melawan penjajahan. Hal ini jelas menggambarkan bahwa sejak awal, bahkan pada masa kerajaan kerajaan kuno sekalipun, bangsa Indonesia mencita citakan kemerdekaan.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar